Tuesday, 11 June 2013

UKT: Uang Kuliah... Tinggi?

Assalamu 'alaikum wr. wb.

Pada 10 Juni lalu di official web tempat universitas baruku, yaitu UGM, telah diumumkan tentang UKT untuk masing-masing maba 2013. Sebelumnya UKT adalah besaran biaya pendidikan yang harus dibayarkan tiap semester yang besarnya ditetapkan jurusannya masing-masing. Sistem UKT juga menghapuskan SPMA (atau yang sering dibilang uang gedung), sekaligus SKS tiap semesternya. Sebagaimana namanya, UKT, Uang Kuliah Tunggal. Tunggal yang berarti hanya UKT saja biaya akademik setiap mahasiswa. 

Well, waktu itu aku agak telat buka web-nya, karena hari itu pas banget paketan internet aku habis. Jadi baru bisa ngecek UKTku pas malam. Di facebook udah banyak yang up date tentang UKT nya. Yang bersyukur dapet UKT tingkat bawah, yang UKTnya emang udah sesuai sama gaji orang tuanya, ada lagi yang masih nanya-nanya sedang dia sendiri belum tahu kisaran UKTnya. Hingga ada juga yang mengeluh karena UKT yang ia dapat terlalu tinggi dan tak sesuai dengan gaji orang tua.
Wah kok bisa gitu, waktu daftar ulang on line kan udah ngisi gaji orang tua masing-masing, diwajibkan pula melampirkan slip gaji yang telah disahkan bendahara. Kok bisa salah, hmm jangan-jangan punya ku...










Dan ternyata benar. UKTku nggak sesuai sama rentang gaji orang tuaku. Kedua orang tuaku tiap bulannya mendapat gaji total < 3jt rupiah, dan seharusnya dapat UKT di golongan 2. Tapi ini, 4,25jt aku cek ada di... golongan 3. Kok bisa gitu >.<
Aku cek lagi bukti pengisian daftar ulang waktu on line dulu. Nominal yang aku isikan pada gaji orang tuaku benar, sesuai. Tapi kenapa bisa salah? Eh tunggu, ini penentuannya bisa salah? Ditambah lagi aku ikut Bidikmisi, harusnya bukannya nggak bayar sama sekali.

Aku belum bisa langsung bilang sama orang tuaku, karena mereka belum pulang. Jadi aku hanya mantengin grup universitas di FB. Di antara yang bersyukur akan UKTnya sesuai sama yang membanjiri komen dengan keluhan, banyak yang dari tadi ngeluh. Aku sempat ikut-ikutan. Karena aku pikir 4,25jt/6 bln bakal cukup berat untuk ortuku. Ditambah lagi nanti aku ngekost, haduh jadi bertumpuk-tumpuk tanggungannya. Setiap post di grup yang bertopik UKT selalu terbanjiri komen-komen yang tak terima, komenku pun termasuk dari salah banyaknya. Ditambah lagi banyak pula peserta Bidikmisi yang tetap pula dikenai biaya, padahal ada maba yang di pengumumannya jelas-jelas tertera angka 0 sendirian. Nol yang tak ditemani angka-angka liannya dan nol pula yang berarti gratis. Simpang siur akan isu-isu bahwa peserta Bidikmisi yang UKTnya bernominal berarti Bidikmisinya nggak ketrima pun membuat aku dan puluhan (atau bahkan ratusan) pemilik akun berstatuskan "UKTku kemahalan T.T" semakin mengeluh dan meronta keadilan. Suudzon pada universitas, bahwa mereka melakukan kekeliruan dan tidak valid dalam memperhitungkan. Aku termasuk.

Dan hal yang paling menohok dada orang yang khilaf tak bersyukur ini adalah: 
"Berapapun UKTmu, inget aja, itu ada subsidi pemerintah. Ada tanggung jawab besar bagi penyandang status MAHAsiswa
.
.
daripada mengeluh terus, sekali2 coba pikirkan, dengan subsidi sekian, berapa timbal balik yg bisa saya berikan pada masyarakat?"



Astaghfirullah hal'adzim. Aku khilaf. Maafkan aku ya Allah.
Tweet dari temanku ini mungkin jadi tetes mata buat kita yang dari tadi keliliban UKT yang terus saja dianggap terlalu tinggi. Memang benar untuk mencanangkan sistem UKT ini Mendikbud memberikan subsidi bantuan operasional pendidikan tinggi negeri (BOPTN) yang tahun lalu Rp 1,5 triliun dinaikkan menjadi Rp 2,7 triliun tahun ini. Apakah UKT yang sekarang ini telah ditentukan pada masing-masing dari kalian masih saja kalian anggap terlampau tinggi? Jika semua berpikir demikian, lantas berapa triliun lagi uang yang harus dialokasikan hanya untuk keperluan MAHAsiswa. Jika seperti itu, memang lebih baik dialokasikan pada anggaran-anggaran lain untuk masyarakat.

Teman-teman, aku nggak bermaksud untuk sombong atau gimana-gimana. Ingat, aku juga peserta Bidikmisi yang masih dikenai biaya UKT yang tak sesuai pula dengan rentang gaji orang tuaku. Tapi, aku cuma mau ngingetin teman-teman yang masih saja mengeluh akan UKTnya, agar paling tidak berhenti mengeluh dan menyalahkan. Dan yang paling penting adalah tetap bersyukur. Dalam UKT sekian yang dikenakan pada kita tersebut juga terdapat dana bantuan dari rakyat. Jika tidak ada subsidi sama sekali, tak akan ada UKT. Yang ada adalah BKT dan biayanya bisa dipastikan sangat tinggi. Temanku ini juga sangat benar, jangan sampai gara-gara UKTnya dianggap terlalu tinggi jadi melupakan kewajiban untuk menjadi mahasiswa yang memberikan timbal balik nyata untuk masyarakat. Semacam balas budi, karena secara langsung maupun tidak, masyarakat telah menyumbang banyak.

Setelah membaca tweet dari temanku itu, aku jadi sadar kalau kita harus senantiasa bersyukur dan tak boleh iri dengan orang lain. Melihat orang-orang yang mendapat UKT rendah membuat kita mengeluh akan UKT kita yang terasa tinggi, akhirnya menimbulkan suudzon kalau universitasnya tidak valid dalam perhitungan. Tidakkah teman-teman semua ingat kalau Allah SWT itu Mahaadil dan Mahabijaksana. Berapa pun UKT yang kita terima, husnudzonlah bahwa itu adalah yang paling tepat buat kita. Lagi pula, kalau UKTnya tinggi, itu kan bisa jadi motivasi kita buat cepat-cepat wisuda. Jadi nggak molor-molor en nambah-nambah biaya :)

Waktu aku beritahu info ini pada orang tuaku, yang awalnya aku kira mereka bakal bingung nyari dana, eh mereka taunya malah bilang lega~ Dengan UKT yang telah dipatok segini, bagaimana pun mereka bakal usaha semaksimal mungkin buat anaknya. Bisa jadi semangat buat kerja kan..
Dan juga buat yang peserta Bidikmisi yang tetep dikenai UKT, semoga pas nanti kita udah masuk UGM, kita diterima semua. Jadi kan uang UKT semester 1 ini bisa dibalikin lagi :D
Dan yang terakhir untuk yang UKTnya, menurut teman-teman dan juga orang tua dianggap memang terlampau berat, semoga penangguhannya diterima dan diberi keringanan..
AAmiin ^^

Wassalamu 'alaikum wr. wb.
Categories:

6 comments:

  1. bener banget, kita sebenarnya mengemban kewajiban..
    jangan sampai dilupakan :)

    ReplyDelete
  2. Haha UKT-ku 3,6jt :') dengan gaji kotor ibu yang seorang single parent bahkan ga sampe 2,4 jt :'D aku mah malah lebih seneng sama kebijakan tahun lalu. Gapapa deh uang SPMA dimahalin tapi uang semesteran cuman 500an. Karena gimanapun, dengan uang sebanyak itu yang harus dikumpulin tiap enam bulan sekali, ditambah lagi biaya kos dan hidupku disana, akomodasi dan lainnya udah pasti ibuku ga bakal sanggup :'D Haha seenggaknya aku banggalah udah "nyaris" jadi maba UGM walaupun mungkin jalanku memang enggak disana. Buat yang lain, semangat gajah mada muda! Semangat! Semangat! Belajar sebaik-baiknya jangan sia-siain usaha orang tua! Kalian bisa! :'>

    Maaf ya kalo komenku malah jadi curhatan... #nobodycares

    ReplyDelete
    Replies
    1. coba ngajuin keringanan bro, jangan langsung mengundurkan diri, rejeki bro bisa kuliah di UGM, dicoba dulu, semangat bro!!

      Delete
    2. iya kak, coba minta keringanan, di fb kan udah pada bahas langkah2nya.. UGM kan kampus kerakyatan :) pasti akan dibantu. ntar juga banyak beasiswa2 yang menanti..
      semangat dulu ya ^^

      Delete
  3. T.T

    Sayyidina Ali bin Abi Thalib pernah berkata; “Aku adalah budak orang yang mengajarkanku walau hanya satu huruf, jika ia berkehendak menjualku, melepaskan, dan tetap menjadikanku budak (itu adalah hak mereka).” https://www.facebook.com/TipiTuner/posts/10200566722543709

    yaa, memang berat bro. di sisi lain kalian harus bersyukur krn sudah diberi subsidi. tapi disisi lain kalian juga nggak ingin memberatkan orang tua yang harus banting tulang untuk membiayai kalian.

    Allah Subhana wa ta’ala tidak akan pernah menyalahi janjinya. Barang siapa yang meninggalkan sesuatu (atau mengusahakan sesuatu) karena Allah (dalam hal ini menuntut ilmu), Allah akan menggantinya (atau memberi imbalan) dengan yang lebih baik. Dan janji Allah bisa saja terjadi di dunia atau di akhirat, kelak. https://www.facebook.com/TipiTuner/posts/10200588375005007

    sukses buat kalian, jangan menyerah ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin kan, semoga kita diberi kemudahan di sepanjang jalan menuntut ilmu di UGM :D
      Allah lah Maha Pembuat Rencana..

      Delete

    Followers