Sunday, 19 May 2013

Mega"SMANSSA"strophe

Assalamu 'alaikum wr. wb.

Alhamdulillah sampai rumah. Baru kali ini aku, anak rumahan 17 tahun, malam mingguan sampai jam segini ,23.26. Pakai motor sendiri lagi. Tapi sebenernya kesendirian itulah yang sungguh disayangkan. Tanpa pacar. Jadi jelas malam minggu ini aku bukan mau ngapel, tapi lebih tepatnya ke acara dua tahunan SMANSSA yang untuk anak kelas 12 yang bentar lagi mau lulus, sayang untuk dilewatkan.


Sebenernya acaranya udah dimulai jam setengah empat sore tadi, tapi gara-gara temenku si Rafli juga ngramein acara dengan nyanyi-nyanyi, males deh jadinya. Apalagi acara sorenya full dengan penampilan dari band-band. Jadi, yaa habis maghrib baru aku berangkat.
Tapi tanpa sepengetahuanku, ada yang aku lewatkan dari susunan acara sore harinya. Sand Painting !! Aku nggak tahu kalau di Gebyar Seni kali ini, adik kelasku yang dari SMP itu ikut unjuk kebolehan nampilin jiwa seninya. Dan kini ia mainan pasir... pasti bakal lebih keren dari pada si Rafli kan. Pokoknya aku harus cari yang tadi ngrekam permorfnya dia.

Well, walaupun aku nglewatin salah satu performer yang keren. Pas aku sampai di GPD dan duduk deket adik cowok, yang Antok mikirnya dia adikku, ha? aku langsung disuguhi Stand Up dari mas Faiz. Kompor gas banget! Materinya renyah seputar SMANSSA, ya anak-anaknya, ya guru-gurunya. Dia bisa pecah banget nyusun komedi yang selalu bawa-bawa nama seorang guru fenomenal kami. Tanpa rasa takutnya, dengan alibi "Nggak papa, kan aku udah lulus :p"
Bener banget, nggak bakalan ada siswa SMANSSA begitu frontalnya jadiin Bu Guru Itu bahan ketawaan. Aku berani jamin DEMI FIKRIII ! Kambingnya Jaka Tarub. (dalam ceritanya emang kambingnya namanya Fikri lo, nggak maksud nyinggung Fikri-Fikri yang lain ya ._.v)

Malam ini bakal jadi malam yang seru kalau bapakku nggak nanyain pertanyaan iseng pas tadi mau aja berangkat. "Git, pacarmu ikut?" aarrghh, aku jawabnya gimana ya... Langsung deh, senyum-senyum maksa, "err, sekarang udah nggak punya pak, udah putus T.T". Niatnya mau nyari alibi ke kamar biar nggak ditanyain lebih lanjut, "La napa kok putus?" Tuh kan, malah kayak dikepoin, jawab sekenanya aja, "ya gitu deh Pak".

Huft, si Rafli bilang aku disuruh move on. Walaupun dia sendiri sering berhalusinasi akan pacar pertamanya (yang aku ragu dia nembaknya via apa ) "Eh git, tadi ada yang mirip si-dia deh."
Tapi gini aja aku udah cukup nyaman, nggak perlu move on-move on-nan. Ntar malah nabrak orang lain yang terpaksa move on gara-gara waktu itu putusnya nggak baik-baik, hehehe. Tak hanya itu, seat ku tambah nyaman lagi. View-nya enak. Terutama arah jam 12 dan setengah 8. Pas Antok, Yogi, Ikhsan di jam 7 lagi asik ngobrolin sesuatu, aku pura-pura aja nengok. Biar disangkanya kepo sama mereka, tapi sih itu cuma alibi. Modus buat ngliatin jam setengah 8-ku. semoga mereka nggak tahu, hihihi :p

Setelah tepuk tangan karena seneng drama pythagorasnya berakhir juga, aku sama temen-temen, kalau nggak ada yang kelupaan; Achmad, Ardian, Alif, Ali, Galih, Reza, Rian, cari ronde. Yang niatnya mau ke ronde punyanya Pak Pari (ndak bener namanya?) akhirnya pindah ke rondenya mbak-mbak karena punya Pak Pari habis. Pesen deh ronde susu 5, ronde coklat 2, dan susu tok 1. Ya, susu tok! Susu sapi, yang murni. Hahaha, tingkah Ali emang nggak pernah garing. Setelah ronde masing-masing dari kami, dan susu tok-nya Ali, dan rondenya Reza yang tanpa indil-indil, habis, kami berniat sholat di masjid Pancasila. Masjid yang megah dipinggir lapangan garuda (kan Pancasila, yang bawa burung apa hayo) yang tak dikunci dan tak takut soundsistemnya dicuri. Walaupun aku agak parno pas nggak bisa matiin keran, yang aku nggak tahu ternyata harus agak ditekan biar airnya mati, di keadaan aku sendirian karena ditinggal. Eh enggak ding, ada Reza.

Selepas itu, aku berkendara melewati jalanan raya berlampu remang. Betapa romantisnya jika ditambah ada yang pegangan di pinggang, ngarep :p Di kejauhan keliatan warna-warni lampu bak bintang di daratan. Bulan yang tepat terbelah persis ditengah. Seperti hatiku yang agaknya tinggal separuh, menunggu separuh hati lain menyatu. Ciee, bulan itu yang mengilhami, tulisanku malam ini.
Yay, udah Minggu!

Wassalamu 'alaikum wr. wb.

Categories:

0 comments:

Post a Comment

    Followers