Sunday, 28 April 2013

Perpisahan, Koma Bukan Titik

Assalamu 'alaikum wr. wb.

Beberapa hari lalu, baru saja aku menghadapi UN SMA. Tahap akhir yang harus aku lalui sebelum kaki ini melangkah ke perguruan tinggi. Sudah empat jenjang pendidikan yang aku tempuh, TK, SD, SMP, dan kini di penghujung SMA. Dan UN kemarin semakin mengingatkan aku bahwa waktunya hampir tiba. Saat-saat yang paling tak mengenakkan. Perpisahan.

Tepat sebelum UN, aku dan teman-temanku mengadakan doa bersama dan dilanjutkan dengan maaf-maafan. Suatu momen yang benar-benar mengharukan. Masing-masing dari kami saling berjabat tangan dan mendoakan setiap kawan. Karena kami sadar kesempatan untuk kami saling bertatapan seperti ini semakin tak mungkin saja. Senin kita UN, dan setelahnya... maybe it's the end.
Mungkin tidak benar-benar tak lagi bertemu, tapi memang tak dipertemukan lagi dalam suatu kegiatan belajar di sekolah. Jadi, waktu maaf-maafan itu belumlah dapat dikatakan sebagai sebuah perpisahan. Jika waktu itu saja sudah berlinangan air mata, mengangankan kemana teman-teman semua membentangkan sayapnya, bagaimana nanti ketika mereka telah benar-benar pergi?
Akankah sedih? Merasa kehilangan? Menangis lagi?

Tidak.
Perpisahanku dengan teman-teman SMA ini bukanlah yang pertama buatku. Perpisahan-perpisahanku sebelumnya telah banyak mengajariku apa itu sebenarnya perpisahan dan bagaimana cara untuk menerimanya.

Aku sadar akan ungkapan "koma, bukan titik". Perpisahan bukanlah sebuah akhir layaknya titik di penghujung kalimat. Akan tetapi koma di akhir kalimat awal dan di awal kalimat berikutnya. Karena sesungguhnya perpisahan bukanlah batas terakhir kita dan orang-orang yang berpisah dengan kita untuk berjumpa kembali. Malah perpisahan sebenarnya adalah awal dari pertemuan yang baru. Bertemunya kembali dengan orang-orang yang pernah kita tinggalkan, atau bahkan pertemuan dengan orang-orang yang wajahnya pun belum pernah terbayangkan.

Perpisahan harusnya menjadi momen mengiklaskan kepergian. Merelakan mereka yang siap terbang ke masa depan. Hidup ini terus berputar. Tak ada waktu untuk berhenti sekadar mencari tombol pause. Mereka yang berpisah dengan kita harus melanjutkan hidupnya. Bukan mengakhiri pertemuan dengan kita selamanya, tapi mengakhiri pertemuan untuk saat ini. Dan ketika Allah menghendaki, tak ada yang akan menghalangi jika bertemu di kemudian hari.

Mungkin kita akan berpikir, kedepan tak akan ada orang-orang yang serupa dengan orang-orang yang kita tinggalkan sebelumnya. Akan tetapi, segera kita menemukan orang-orang yang memiliki posisi yang sama dengan mereka di hati kita.
Dan bukan menggantikan! Orang-orang yang baru ini dipertemukan oleh kita bukan untuk menggantikan posisi orang-orang lama. Sebuah hati yang pernah terisi sebuah ikatan persahabatan yang indah, tak akan tega melakukannya. Cara hati kita menyikapi orang-orang baru adalah dengan membuatkan sebuah tempat khusus untuk mereka. Yang mungkin saja terletak di local disk yang sama dengan orang-orang sebelumnya, mungkin di libraries yang sama, atau bahkan di folder yang sama dengan urutan file bersudahan. Yang jelas tak akan pernah mereplace file yang telah tersimpan sebelumnya.

Dengan mekanisme seperti ini, akan memudahkan kita kalau-kalau hati ini dihinggapi rindu:
Karena jika kita membuka kembali album lama yang ada dalam hati kita, sekejap kita akan bersama dengan orang-orang yang pernah mengucapkan good bye dengan kita.
Album lama yang masih rapi tanpa terdistorsi kedatangan orang-orang baru yang juga menghuni.

Kawanku, bagaimana pun juga "there is good in goodbye"

Wassalamu 'alaikum wr.wb.

Tuesday, 23 April 2013

Tips Jitu Hadapi Penolakan

Assalamu 'alaikum wr. wb.
Penolakan. Pernahkah kalian ditolak? Entah pekerjaan atau bahkan cinta, seberapa sering?
Lantas langkah apa yang selanjutnya kalian tempuh? Akankah Anda bersedih?

Sudahlah kawan, banyak hal lebih bermanfaat daripada bersedih. Sebuah penolakan juga bukanlah sebuah akhir untuk kita. Masih ada kata "yang kedua kalinya" hingga akhirnya "move on".
Beberapa waktu lalu di sebuah chanel televisi, aku menonton sebuah acara yang diisi oleh motivator handal yang dimiliki bangsa ini. Siapa yang tak kenal Mario Teguh? Dengan golden ways-nya dan semua ke-super-annya :D
Episode kala itu langsung memunculkan inisiatifku membuat artikel ini, karena sungguh, beliau memang menginspirasi. Oke, ini beberapa nasihat dan tips beliau waktu itu.



Tips Menghadapi Penolakan
Penolakan merupakan suatu hal yang umum. Karena di mana ada penerimaan, pasti akan ada penolakan. Akan tetapi tak ada satu orang pun yang mau ditolak. Apapun jenisnya, pasti semua orang selalu mengidam-idamkan penerimaan. Entah kenapa dalam penolakan terebut selalu berkonotasi negatif. Alasan penolakan tersebut bisa jadi. Mungkin Anda tak layak, mungkin tak memenuhi syarat, mungkin tak diharapkan, mungkin pula tak menemukan kecocokan. 
 
Daripada memikirkan hal-hal negatif dari penolakan, lebih baik kita lihat hal-hal positifnya. Sehingga akan membuat kita bertindak positif pula kedepannya.
  1. Ditolaknya kita merupakan apa yang telah Allah SWT kehendaki. Allah SWT memiliki rencana lain untuk kita yang pastinya yang terbaik. Mungkin penolakan ini merupakan pasan Allah SWT yang ingin memberi tahu kita bahwa tempat kita bukan di sini. Penerimaan kita bukan saat ini.
  2. Janganlah anggap penolakan itu adalah akhir dari segalanya. Jalan buntu! Jangan...
    Akan tetapi setiap kali kita ditolak tanamkan dalam diri kita masing-masing bahwa, "Dia (yang menolak Anda) hanya belum menemukan keterhubungan antara kemauannya dan apa yang kita punya."
  3. Penolakan bukanlah titik akhir kita. Sesungguhnya penolakan ini adalah start kita untuk lebih meningkatkan kualitas diri sehingga kita siap untuk menerima penerimaan ini maupun yang lainnya. 
Setelah kita menyikapi penolakan tersebut dengan positif kita hanya perlu menyalurkan pikiran positif kita pada tindakan nyata.
  1. Setelah penolakan itu, hendaknya kita meningkatkan ketaqwaan kita pada Illahi. Kita harus sepenuhnya percaya bahwa  rencana Allah yang paling baik. Sesering apapun kita mengalami penolakan, harusnya bisa menambah kepercayaan kita pada Allah bahwa Allah sedang menuntun kita ke tempat yang terbaik.
  2. Dia hanya belum menemukan keinginannya pada diriku. Jadi hal terbaik yang bisa kita lakukan dalam menghadapi penolakan adalah terus meningkatkan kualitas diri kita. Sehingga kelak dia akan menerima kita ketika apa yang ia inginkan sudah terlebih dulu ada pada diri kita.
  3. Seperti pepatah, wanita yang baik akan mendapatkan lelaki baik-baik pula. Jika ia menolak kita, itu bisa berarti wanita itu menganggap kita belum baik. Untuk itu, poin no.2 yang perlu kita tempuh. Akan tetapi jika kita telah menjadi lelaki yang baik, dan ia tetap menolak maka itu berarti ia bukan wanita yang baik--menurut kita, tapi pasti baik untuk orang lain.
    Yang perlu kita lakukan adalah move on dan yakin bahwa ia bukan jodoh kita. Bagaimanapun juga, kelak kita akan mendapat jodoh yang sama baiknya dengan diri kita. 
Jika kita telah mengikuti poin-poin di atas, tapi masih juga menerima penolakan. Mungkin yang perlu kita benahi adalah cara kita. Setiap menghadapi penolakan, kita dituntut untuk terus meningkatkan kualitas diri agar diri kita memenuhi syarat diterima. Akan tetapi jika cara yang kita gunakan di uji coba kedua ini sama persis dengan cara pertama kali kita mencoba, akan  menjadi hal yang sia-sia. Cobalah dengan cara yang sekiranya lebih memungkinkan untuk berhasil.

Sekian tips yang saya dapat. Hanya berniat untuk berbagi :D
Wassalamu 'alaikum wr. wb.

Thursday, 18 April 2013

Tips Keren Hadapi UN


Assalamu 'alaikum wr.wb.


Akhir-akhir ini hampir di semua chanel TV, lagi gencar-gancarnya memberitakan serba-serbi Ujian Nasional (UN). Tentang UN yang terdiri dari 20 paket soal, UN yang ber-barcode, terjadinya keterlambatan distribusi, bahkan di sebagian daerah Indonesia kita ada yang diundur.
Muncullah pula judgement yang mengatakan kalau UN tahun ini gagal. Jadinya banyak deh yang bilang, "Mending UN nggak usah diadain sekalian deh!"
Aku tidak tahu alasan mereka menolak diadakannya UN, mungkin orang-orang itu merasa takut atau terbebani dengan ujian tersebut. Hingga akhirnya menempuh jalan yang anti-mainstream. Kayak mandi tujuh kembang, terus doa'in pensil. Astaghfirullah, pernah nggak ya, dalam hati saja, mereka itu berpikir, "emang ngefek ya?"

Nah, mendingan ikutin tips dari aku ini buat meringankan pikiran kita dari beban UN. Sebenarnya UN itu tidak membebani kok. UN juga dibuat bukan untuk menakut-nakuti. Percaya deh, aku tadi baru selesai menghadapi UN. Dan ketika UN berlangsung rasanya biasa, tak ada tekanan sama sekali. Makanya, di sini aku mau berbagi tips, cekidot:

Tips Keren Menghadapi UN

Mungkin sudah banyak artikel-artikel lain yang terkait dengan tips-tips UN, tapi aku yakin cara yang aku pakai di sini belum banyak yang publish. Tips keren ini sebenarnya saran dari guruku kelas 2 SMA.

Pertama
Kosongkan meja belajar kalian. Terus buku-buku mapel UN tersebut tatalah sesuai mapelnya. Urutkan sesuai jadwal UN. (yang hari terakhir tata paling akhir pula)

Kedua
Siapkan space kosong buat meletakkan buku-buku tersebut. Usahakan yang mudah terlihat dan dekat dengan tempat belajar kita.
Ketiga
Liat gambar ini bentar,

Nah letakkan seperti foto di samping.
Yang jadwal hari terakhir ditaruh paling bawah, yang hari pertama otomatis atas sendiri.











Pasti banyak yang bertanya-tanya kenapa bukunya ditumpuk-tumpuk seperti itu?

Gini, kebanyakan dari kita pasti memandang UN itu sudah selayaknya beban berat yang harus ditanggung sebelum nantinya kita nerusin ke jenjang yang lebih tinggi. Ibarat kalau seseorang naik gunung itu hanya beralaskan sandal... beraaaaat banget. impossible -..-
Tapi, tips ini justru akan membuat kita lebih enjoy ketika menjalani UN. Beban berat tersebut janganlah dianggap teramat berat. Toh, semua beban tersebut tak diujika dalam sehari saja. Enam mapel dalam empat hari, cukup fair kok :)
Maka dari itu selama UN berlangsung, dari hari pertama sampai terakhir yang perlu kita lakukan adalah...

Mengambil buku-buku tersebut jika pagi harinya kita sudah melewati UN mapel tersebut.
Maka kalian akan melihat:
Seberapa banyak yang telah kita tempuh, sehingga tinggallah sedikit sisanya!


UN hari pertama, Bahasa Indonesia, lewat !!
Hari kedua, Fisikan & Bahasa Inggris.. sikaaat!!


Ini mungkin masih hari kedua, jadi belum kelihatan perbedaannya..

keep going (9-..-)9 








UN, hari ketiga Matematika..
Haduuh, aku lega setelah melewati mapel Matematika, akhirnyaa. Kalian bisa lihat, setumpuk buku-buku tebal yang aku pindahkan dan kini hanya menyisakan beberapa buku tebal lagi... Rasanya menyenangkan :)

Ini hari keempat, saatnya "buang" Kimia

Dan ini, mapel terakhir hari keempat :')
Aku senang ketika telah melewati hari keempat. Menyingkirkan buku-buku tebal Kimia dan Biologi, ooooh. Duet maut yang serasi. :p
Buku terakhir pun tersingkirkan dan Rangkaian UN pun, telah selesai :)

Nah, di atas adalah sedikit tips yang aku gunakan ketika menjalani UN yang dimulai dari Senin lalu. Miris rasanya melihat siswa-siswi yang bukanya percaya diri hadapi UN, tapi malah pada stress, down, dan berakhir pada hal yang aneh-aneh.
Caraku ini, sebenarnya sangatlah simpel. Mengajak kita berpikir bahwa semua ujian maupun rintangan kalau dijalani dengan santai dan perlahan, pasti akan sampai titik terang juga. Titik di mana kita bisa bernapas lega :)
Dengan melihat tumpukan buku yang menggunung tersebut, awalnya kita pasti berpikir, "aduh, kenapa banyak sekali yang harus dipelajari."
Tapi hari demi hari, ketika buku-buku mapel UN yang telah kita kerjakan telah kita singkirkan, akhirnya hanya menyisakan sedikit buku yang tertinggal.
Di saat itulah kita akan tambah bersemangat dan berpikir, "Alhamdulillah, tinggal sedikit. Oke, kalau begitu aku akan semangat untuk segera 'menghabiskannya' :)"


Tambahan
Selain menerapkan tips ini, hendaknya sebelumnya kita juga telah menyiapkan diri untuk materi UN yang akan diujikan. Selain itu jangan lupa perbanyak doa, karena apapun usaha kita jika tanpa doa berarti kita sombong. Sebaliknya doa tanpa usaha jugalah bohong.
Sekian tips dariku, ya walaupun agak telat karena untuk SMA UN tahun ini sudah selesai, tapi saudara kita di belahan Indonesia lain masih menunggu distribusi soalnya :p
Jadi, belum terlambat kalau menerapkan tipsku ini. Selain itu untuk adik-adik SMP dan SD juga boleh mencoba kok. Terima Kasih.

Wassalamu 'alaikum wr.wb.


    Followers